Menanti Matahari

Posted on
  • Jumat, 24 Desember 2010
  • by
  • in
  • Labels:
  • (Ahad, 12 Muharam 1432 H/18 Desember  2010)

    Bak malam yang menyelimuti, selalu ada cahaya bulan yang menghapuskan sedikit ketakutan akan kegelapan. Tetapi cahaya itu hanyalah harapan semu yang membuat serigala meraung-raung hampa di setiap malamnya. Tetap saja kegelapan itu menjadi dominator seluruh alam. Mungkin perumpamaan inilah yang cocok untuk negeri kita ini. Pembangunan memang terjadi, dan selalu terjadi, namun apa artinya bila kemiskinan, posisi tawar lemah terhadap negara lain, korupsi dan lain-lain masih menjadi dominator bagi negeri ini. Saya mengatakan itu hanyalah sekedar menjalankan tugas saja sebagai pemerintah dan menjadi layak mendapatkan gaji dari hasil keringat rakyat.

    Pemimpin.
    Inilah yang selalu dicari di setiap generasi. Bukan hanya sekedar pemimpin, tetapi seperti Rasulullah SAW yang mendirikan imperium Madinah tetapi menjahit sendiri terompahnya yang robek; seperti Umar bin Khattab, Khalifah Penakluk Persia, yang memanggul sendiri sekarung gandum untuk seorang ibu yang memasakkan batu untuk anak-anaknya yang berteriak kelaparan; atau seperti Umar bin Abdul Aziz yang bahkan mematikan lampu yang dibayar oleh negara saat istrinya datang untuk membicarakan sesuatu.
    Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar . Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami. QS. As Sajdah 24
    Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada, mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu menyembah QS. Al Anbiyaa’ 73
    Ada yang bilang bahwa pemimpin itu dilahirkan, namun ada juga yang bilang bahwa pemimpin itu dibuat. Tidak ada yang salah, generasi Rabbani dilahirkan dari setiap instrumen terkecil masyarakat, keluarga. Tetapi manusia hidup dalam generasinya lengkap dengan segala macam lingkup eksternal yang terjadi pada saat itu. Dan pemimpin yang hebat adalah pemimpin yang relevan untuk zamannya, bukan hanya pintar memimpin tetapi usang dengan gaya konservatif sebelumnya. Oleh karena itu, kita tidak dapat mengulang metode Muhammad Hatta, Natsir, Buya Hamka atau para khalifah terdahulu sekalipun dalam membangun peradaban, yang dapat kita ulang adalah kejayaan mereka, dengan cara kita sendiri. Saya teringat dengan perkataan seorang motivator bahwa ‘hanya orang bodoh yang ingin mendapatkan sesuatu yang berbeda dengan cara yang sama’. Sudah jelas zaman selalu berbeda, oleh karena itu cara yang digunakan pun harus berbeda.

    Bersyukurlah kalian yang diberikan nikmat oleh Allah SWT untuk menyandang gelar sebagai seorang mahasiswa. Itu artinya, kalian sudah selangkah lebih maju diantara pemuda-pemudi pilar bangsa yang satu generasi dengan kalian. Potensi kepemimpinan secara hitungan logika pun seharusnya lebih besar saat kita menjadi mahasiswa, golongan pemuda eksklusif yang sedikit. Kemarin, hari ini dan hari-hari selanjutnya kita dalam keadaan berjuang. Itu merupakan salah satu bagian proses bagi para calon pemimpin masa depan. Bukan hanya sekedar menghabiskan isi kerongkongan untuk berteriak atau menderaskan peluh saat berjalan, berlompat dan bergerak, tetapi berinvestasi untuk Indonesia yang lebih baik dan bermartabat. Tidak ada ujian yang menyatakan lulus atau tidak dalam setiap proses bagi para calon pemimpin masa depan. Tetapi diharapkan pupuk dari setiap proses yang dilewati terserap dengan baik ke dalam hati sanubari kita dan menumbuhkan setiap pemimpin baru bagi bangsa ini. Seperti hikmah ibadah puasa, Rasulullah SAW mewanti-wanti agar jangan sampai hanya lapar dan haus yang didapat tetapi keimanan yang meningkat. Sama dengan setiap bagian dari proses itu, jangan sampai peluh kita terbuang percuma dan segala perjuangan ini akhirnya tertebang oleh kapak waktu tanpa menghasilkan buah. Bukan hanya satu orang, tetapi satu generasi. Pada akhirnya kita yang sudah tua nanti menunggu generasi selanjutnya dan berharap mereka dapat menghasilkan buah dengan waktu yang dimilikinya.

    Karena satu generasi, setiap orang menjadi penting didalamnya, seperti motor yang mungkin tidak dapat berjalan hanya ketika bagian kecil seperti baut misalnya terlepas dari motor tersebut. Merasalah penting dalam setiap proses itu, merasalah menjadi puzzle yang hilang dari penyusunan sejarah masa depan. Dengan ini, setiap orang dapat memberikan kontribusi terbaiknya untuk keluarga, masyarakat, bangsa, dan umat ini.

    Ada banyak cara untuk menjadi seorang pemimpin, salah satunya melalui politik. Jika saya menyebutkan salah satu, berarti ada salah banyak lain cara untuk menjadi seorang pemimpin. Dapat dilihat bahwa sebenarnya dibutuhkan juga para pemimpin yang memiliki pemahaman islam secara komprehensif, memiliki paradigma pembangunan peradaban yang mantab dan memiliki karakteristik kepemimpinan sejati bukan hanya di bidang politik, tetapi juga di bidang-bidang lainnya. Kita juga melihat betapa besar efek kebaikan di masyarakat dari film-film karya Habiburrahman El Sirahzy, Chairul Umam dan Deddy Mizwar. Mereka adalah pemimpin di bidangnya. Mungkin sudah saatnya juga umat ini memiliki pemimpin di bidang pertanian, nuklir, seni atau teknologi spesifik.

    Satu hal yang perlu dipahami juga, jika kita hanya melakukan hal yang sama dilakukan oleh orang banyak, maka kita memperlebar peluang kita untuk menjadi yang paling bawah dan memperkecil peluang kita untuk menjadi yang terbaik. Karena yang terbaik selalu memiliki ‘lebih’ dibanding yang lain. Jika dikaitkan bahwa pemimpin itu harus komprehensif, maka akan menjadi standar jika dia hanya melakukan hal yang sama dilakukan oleh orang kebanyakan, apapun bidangnya. Maka lakukanlah hal ‘lebih’ itu karena hanya diri kita sendiri yang tahu. Tidak ada salahnya seorang Ketua BEM memiliki kemampuan bahasa Inggris baik atau memiliki IPK tinggi, karena itulah ‘lebih’nya. Tidak ada salahnya juga seorang mahasiswa berprestasi menjadi petinggi organisasi atau berjiwa seni tinggi, karena itulah ‘lebih’nya. Semoga kita dapat menjadi yang terbaik dan selamat melalui proses ini Sahabat-Sahabatku semua.


    shortlink : http://j.mp/ampres4