Modal spiritual, modal sukses perusahaan di masa depan

Posted on
  • Rabu, 16 Januari 2013
  • by
  • in
  • Labels: , , , ,

  • Telkom baru-baru ini membentuk satu Unit Kerja baru dibawah Direktorat Human Capital & General Affair, yang mengelola pembinaan karakter untuk karyawan Telkom, yaitu Unit Spiritual Capital Management.

    Unit Kerja ini baru dibentuk sekitar bulan Oktober lalu, yang kemudian mengawali kegiatannya dengan mengadakan Training bertema "Spirituality in Work" yang dilaksanakan mulai hari ini, Rabu (15/01) hingga Kamis (16/01) bertempat di Kompleks Telkom Training Center, Bandung.

    "Tugas utamanya adalah membangun pendidikan karakter karyawan Telkom di seluruh Indonesia. Programnya melalui dua pendekatan: pembinaan secara formal, yang dilaksanakan mulai malam ini, kemudian pembinaan secara fungsional melalui masjid", terang Yusuf.

    Rangkaian kegiatan Training ini dibuka dengan sambutan dan perkenalan yang dilaksanakan selepas Shalat Isya berjamaah di Masjid Al-Murosalah. Dalam sambutannya, Yusuf menuturkan pentingnya mengaplikasikan nilai spiritual kedalam pekerjaan dan membangunnya menjadi Spiritual Capital sebagai modal perusahaan untuk maju. "Telkom diharapkan makin hebat, karena kalau kemarin modalnya modal fisik, modal intelektual, nah mulai tahun 2013 ke depan ditambah dengan modal satu lagi yang sudah ada, tinggal dikelola dan dikembangkan serta diberdayagunakan yaitu modal spiritual. Dengan tiga modal ini, maka Telkom makin jaya.", ungkap beliau dalam sambutannya.

    Beliau juga mengangkat kisah hancurnya perusahaan terkenal di Amerika Serikat, Enron, yang pada tahun 2000 menempati peringkat ke-7 dalam daftar 500 Perusahaan besar dunia (Top 500), sebagian sahamnya bahkan dimiliki oleh pejabat di Gedung Putih. Namun pada tahun 2001, perusahaan ini hancur akibat dari tindakan yang tidak jujur oleh para pejabatnya yang merekayasa laporan keuangan perusahaan.

    Terakhir, beliau menyimpulkan bahwa profesionalitas, intelektual tinggi dan kapabilitas serta kompetensi memang diperlukan, tetapi kalau itu semua tanpa didasari dan tidak dikendalikan oleh spiritualitas yang tinggi, maka kehancuranlah yang akan terjadi. "Atas dasar itulah, Telkom ke depannya agar lebih baik harus kita mulai bersama, salah satunya diawali dengan memantapkan spiritualitas karyawannya", ungkap beliau.

    Dalam kesempatan kali ini juga dibuka sesi ta'aruf atau perkenalan dari para peserta yang terdiri dari perwakilan kantor Telkom di seluruh Indonesia, dari Sabang-Merauke. Tujuan dari perkenalan ini diharapkan seluruh peserta dapat saling mengenal dan berbagi pengalaman di daerahnya masing-masing serta harapannya untuk Telkom di masa mendatang.

    Seperti yang disampaikan salah satu peserta, Mugiyanto, dari Balikpapan, beliau menyampaikan apresiasi terhadap kegiatan ini, dan berharap dengan mengikuti kegiatan ini dapat meningkatkan spiritualitas karyawan, terutama dalam hal kejujuran.

    Menurut rencana, rangkaian acara akan diisi dengan kegiatan Qiyamul Lail (Shalat Malam) pada Kamis dini hari, kemudian kegiatan inti yaitu Training pada pagi harinya, dan ditutup dengan penampilan dari Ebiet G. Ade, yang bertempat di Menara RDC Telkom Training Center.

    Berikut adalah kutipan wawancara dengan bapak Yusuf Muhammad, selaku Kepala Unit Spiritual Capital Management Telkom:

    Saya lihat hari ini di masjid ini (Masjid Telkom Training Center) lebih ramai dari biasanya, kalau boleh tahu ada kegiatan apa ya pak?
    Ada cara Training Spirituality In Work, bagian dari program pembinaan karakter karyawan Telkom.

    Apakah ini adalah kegiatan yang baru pertama kali dilakukan?
    Iya, Baru. Live nya baru bulan Januari ini, organisasinya dibentuk bulan Oktober kemarin.

    Apakah kegiatan ini memang program dari Telkom, atas keinginan direksi, atau usulan dari pihak lain?
    Iya, (kegiatan ini) program dari Telkom, murni inisiatif kebijakan dari manajemen. Seperti yang saya sampaikan (tadi saat sambutan), Telkom ke depan perlu menjadi lebih bagus, dan menjadi perusahaan yang terbaik, cuman pertanyaannya modal apa yang nanti bisa dioptimalkan. Selama ini modal fisik, dana, kemudian intelektulitas, lalu kompetensi. Kegiatan keagamaan sudah berkembang tapi belum dimenej secara sistematis. Harapannya dengan pembinaan karakter ini dapat memberikan spirit yg lebih baik.

    Sebagai mahasiswa pak, pastinya setelah lulus, sebagian dari kami nanti akan bekerja. Biasanya, saat mahasiswa punya spiritual dan idealisme yang kuat, namun kemudian ketika bekerja justru malah turun. Apakah faktor penyebabnya dari lingkungan kerja?
    Iya, saya kira memang iya, pengaruhnya banyak. Ketika mahasiswa, idelismenya masih utuh, masih murni. Tapi ketika bekerja, karena euforia dapat duit, punya cita-cita lain, dsb (sehingga berubah). Spirit seseorang atau pemikiran itu bisa dipengaruhi oleh lingkungan, oleh berbagai hal. Nah oleh karena itu, kemudian dengan adanya kegiatan-kegiatan seperti ini (pengembangan karakter berbasis spiritual), potensi yang sudah dibawa itu mestinya bisa dioptimalkan.

    Apakah ada tips untuk kita mahasiswa nantinya ketika bekerja, agar bisa menjaga spirit yang kita bawa ketika mahasiswa?
    Tips yang paling utama dalah fokus kepada rencana (awal) kita. Supaya bisa fokus, maka yang paling penting adalah kesadaran (diri) harus kita pelihara. Logikanya gampang, makin kesini (semakin bertambah waktu) itu tidak makin mudah. Oleh karena itu berarti, kalaulah kita mampu, perlu bergantung kepada Yang Maha Mampu. (IFR)